Buka Rembug Tani, Sekda Ninik Dorong Solusi Bagi Permasalahan Pertanian

2023

MAYANGAN - “Saya mengajak Anda semua untuk berpartisipasi secara aktif dengan memberikan masukan, usulan, dari berbagai permasalahan yang terjadi dalam bidang pertanian,” ajak Sekda Kota drg Ninik Ira Wibawati saat membuka giat Rembug Tani Petani se Kota Probolinggo, di Paseban Sena Ballroom, Rabu (30/8) siang.

Rembug tani digelar sebagai salah satu upaya yang dilakukan dengan metode pemberdayaan masyarakat tani yang bertujuan untuk menggali dan menginventarisir permasalahan-permasalahan yang dihadapi kelompok tani. Sektor pertanian mempunyai peranan strategis terutama sebagai penyedia pangan, penyedia bahan baku industri, bio-energi, penyerapan tenaga kerja, sumber pendapatan masyarakat dan pelestari lingkungan.

Sekda Ninik mengatakan, Kota Probolinggo memiliki potensi besar di bidang pertanian, baik untuk komoditas tanaman pangan maupun hortikultura. Dengan total luas lahan pertanian di tahun ini sebanyak 2.365 Ha, terdiri dari 1.741.5 Ha sawah dan 623.5 Ha tegal, sedikitnya ada 4 permasalahan yang dihadapi dalam pembangunan urusan pertanian.

Pertama, peningkatan alih fungsi lahan pertanian menjadi kawasan pemukiman, seiring dengan peningkatan laju pertumbuhan penduduk. Kedua, kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) pertanian yang belum optimal, sehingga masih diperlukan banyak transfer ilmu pengetahuan dan teknologi melalui sosialisasi maupun pelatihan.

Ketiga, sarana dan prasarana pendukung belum mencukupi, dari segi kualitas dan kuantitas. Terakhir, perubahan iklim, yang memberikan dampak bagi pertanian pangan dan hortikultura. Sehingga diperlukan SDM pertanian yang potensial untuk mengelola pertanian tanaman pangan dan hortikultura yang mampu beradaptasi dengan lingkungan.

Sub kegiatan pengembangan kapasitas kelembagaan petani di kecamatan dan desa itu dimaksudkan untuk menggali permasalahan makro yang dihadapi oleh petani, kelompok tani dan wanita tani se-Kota Probolinggo. Serta menggali potensi sumber daya alam khususnya untuk komoditas tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan serta upaya pengembangannya. Sekaligus membuat rumusan akan kebutuhan dan aspirasi petani yang difasilitasi oleh Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKPPP) setempat.

Melalui rembug tani itu, Sekda Ninik berharap beberapa permasalahan yang terjadi, dapat segera dicarikan solusinya. “Dapat diinventarisasi berbagai permasalahan makro tadi, sehingga arah kebijakan pembangunan pertanian di Kota Probolinggo pada tahun yang akan datang, sesuai dan tepat sasaran dalam menjawab permasalahan yang terjadi,” tegasnya.

Data dari DKPPP Kota Probolinggo, ada 70 kelompok tani (poktan) yang tersebar di lima wilayah kecamatan di Kota Probolinggo. Jumlah itu terdiri dari 15 poktan di Kecamatan Wonoasih, 20 poktan di Kecamatan Kedopok dan 18 poktan di Kecamatan Kademangan. Lalu, 11 poktan di Kecamatan Kanigaran dan 6 poktan lainnya di Kecamatan Mayangan.

Sedangkan jumlah kelompok wanita tani (KWT) sebanyak 51 KWT. Rinciannya, 18 KWT di Kecamatan Kedopok, 13 KWT di Kecamatan Wonoasih, 11 KWT di Kecamatan Kademangan, 7 KWT di Kecamatan Kademangan dan 2 KWT di Kecamatan Mayangan.

Sekda Ninik juga menyinggung terkait kebijakan strategis Pemkot untuk pemberdayaan petani yang tangguh dan mandiri yang memerlukan strategi atau pendekatan yang bersifat holistik dan terintegrasi. “Pembinaan dan pengembangan manusia dan teknologi, harus dilakukan secara terpadu. Selain itu juga perlu diciptakan iklim usaha para petani yang berorientasi pasar atau dikenal dengan pendekatan agribisnis,” tuturnya.

Pembinaan dan pendampingan serta pemberian sarana prasarana produksi pertanian bagi kelompok tani tersebut, menurutnya, diberikan untuk peningkatan hasil produksi pertanian. Dan pembinaan keterampilan pengolahan pangan bagi kelompok wanita, diharapkan dapat memperkuat ketahanan pangan dengan pemberian nilai tambah pada hasil-hasil produksi pertanian.

“Dengan inovasi dan kreativitas olahan hasil pertanian, akan memberikan kontribusi lebih baik lagi bagi perekonomian dan kesejahteraan petani dan keluarganya,” ujarnya.

 

Berikan Motivasi dan Pengalaman Melalui SLPTT

Pada kesempatan itu juga dilaksanakan pelatihan atau Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SLPTT) untuk komoditas tanaman pangan dan hortikultura spesifik lokasi. Yaitu komoditas tanaman jagung, bawang merah, cabai rawit, melon dan anggur.

Sekda Ninik berharap, kelompok tani yang mendapat pelatihan SLPTT ini mampu memahami dan bertukar pengalaman. Sehingga akan meningkatkan hasil produksi untuk peningkatan kesejahteraan petani yang ada di Kota Probolinggo.

“Saya berharap, setelah kegiatan ini, peserta mau dan bisa mempraktikkan di lahan masing-masing. Melonnya juga bagus-bagus,” tandasnya.

Sebagai motivasi atas giat tersebut, Sekda Ninik didampingi Kepala DKPPP Aries Santoso juga menyerahkan bingkisan yang berisi bahan praktik pelatihan SLPTT dan bantuan obat-obatan penyakit tanaman hortikultura.

“Ini kesempatan untuk menyampaikan uneg-uneg (tentang sektor pertanian) yang memang ingin saya tanyakan. Apalagi dapat doorprize. Terima kasih Pemkot, semoga petani Kota Probolinggo semakin maju dan sejahtera, untuk Kota Probolinggo lebih baik, hebat dan handal,”ujar Nurhadi, salah satu peserta.

Hadir dalam kegiatan ini, Asisten Administrasi Perekonomian dan Pembangunan Wawan Soegiantono, Staf Ahli Wali Kota Probolinggo, sejumlah Kepala Perangkat Daerah di lingkungan Pemkot Probolinggo, Ketua Asosiasi Bawang Merah Indonesia (ABMI), Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), Ketua Komunitas Pembudidaya Anggur Probolinggo, perwakilan mitra kerja pertanian DKPPP dan ratusan peserta dari Poktan, Gapoktan, dan KWT. (es/mir)

BAGIKAN