KEDOPOK—Ratusan masyarakat memenuhi mata air Ranu Sentong dalam kegiatan Festival Seni Budaya Taman Air Ranu Sentong yang digelar Kelompok Masyarakat (Pokmas) Vaganza Kelurahan Jrebeng Wetan Kecamatan Kedopok, Sabtu (15/7).
Festival ini merupakan pertunjukan seni budaya hasil kolaborasi antara pemerintah dengan pelaku seni. Tujuannya, selain untuk melestarikan budaya juga memberi sarana untuk menggerakan roda perekonomian di wilayah Kecamatan Kedopok.
Di awal festival, masyarakat disuguhi kirab budaya yang menampilkan tarian Jaran Bodhag dan Reog Ponorogo dari sanggar seni Margi Budoyo. Ada pula carnival costume daur ulang oleh PKK Kelurahan Jrebeng Wetan yang semakin menambah antusiasme masyarakat untuk datang ke festival ini. Selain itu, ada bazaar pelayanan juga digelar dengan melibatkan beberapa perangkat daerah terkait untuk memudahkan masyarakat mendapatkan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhannya. Yaitu, pelayanan pembayaran PBB, Samsat keliling, donor darah dan cek kesehatan.
“festival ini, bertujuan untuk melestarikan dan menumbuhkan minat terhadap seni dan budaya asli Indonesia. Sebagai benteng arus globalisasi budaya asing yang masuk ke negeri kita yang tidak sesuai dengan nilai-nilai keluhuran budaya ketimuran,”ujar Ketua Pokmas Vaganza, Dasno.
Dasno menyebut festival ini akan berdampak pada beberapa sektor, diantaranya pada sektor pariwisata dan perekonomian. Bersama masyarakat setempat, Dasno terus menggali terobosan untuk meningkatkan kunjungan masyarakat ke Ranu Sentong. Maka ia mencoba menebar benih ikan sehingga masyarakat bisa memancing ikan dan membawa pulang hasil tangkapannya secara gratis.
Sedangkan dari sektor perekonomian, Dasno mengungkapkan perputaran uang hingga pukul 17.00 sore mampu menembus nominal Rp 50 juta. “Kurang lebih 30 UMKM se Jrebeng Wetan mengisi stand disini. Melihat keramaian malam ini, saya yakin semakin besar lagi perputaran uangnya,” ungkapnya optimis.
Selepas ba’da Isya, destinasi wisata Ranu Sentong kian ramai dengan antusiasme masyarakat dan peserta yang akan tampil. Alunan musik hadrah dan persembahan tari tunggal serta jaranan menjadi pembuka festival sekaligus menyambut kehadiran Wali Kota Probolinggo Habib Hadi Zainal Abidin, Sekda Kota drg. Ninik Ira Wibawati beserta jajarannya.
Habib Hadi menyebut kegiatan ini sebagai bentuk kekompakan dan keguyuban warga Kelurahan Jrebeng Wetan terutama dalam melestarikan seni dan budaya. Ia juga mengapresiasi perputaran ekonomi dalam festival yang telah berlangsung sejak siang.
“Luar biasa perputaran uangnya. Ranu Sentong harus lebih maju dan dikembangkan lagi. Sehingga menjadi daya tarik bagi masyarakat untuk berkunjung kesini. Insyaallah ke depan akan kita perbaiki menjadi daya tarik untuk warganya. Karena ini sebagai anugerah yang perlu dikembangkan. Agar semua warga Kota Probolinggo khususnya Jrebeng wetan dapat merasakan manfaat adanya Ranu Sentong ini,”terangnya.
Habib Hadi kembali menyinggung terkait event dalam waktu dekat, yaitu Cokro Fair di bulan Agustus yang akan menampilkan pentas seni dan budaya mulai dari Gladag Serang hingga Jalan Cokroaminoto. Juga event karnaval malam hari dalam rangka Hari Jadi Kota Probolinggo (HadiPro) di bulan September mendatang, yang mengharuskan semua perangkat daerah dan warga Kota Probolinggo ikut dan menikmati keramaian yang ada.
“Melalui tampilan seni dan budaya ini saya bisa memperkenalkan kepada para generasi penerus. Agar tidak hanya getol bermain dengan teknologi tetapi juga mengenal budaya di daerahnya sendiri. Dari festival seperti ini bisa mengenalkan dan mengingatkan untuk bertanggung jawab melestarikan kebudayaan,” tandasnya.
Menurutnya yang terpenting, Ranu Sentong ke depan akan semakin ramai dikunjungi masyarakat tidak hanya dari Kota Probolinggo tetapi juga dari luar daerah. “Mudah-mudahan ke depan bisa kita wujudkan impian ini, hanya semata-mata untuk kemakmuran dan kemaslahatan warga Kota Probolinggo khususnya Jrebeng Wetan,” harapnya.
Geliat perekonomian yang mulai bangkit ini juga dirasakan oleh sejumlah UMKM, salah satunya Nurul yang berjualan frozen food samosa, corn dog, risol sayur dan sosis telur. Ia mengaku laba yang diperoleh hingga pukul 17.00 sore cukup bagus, sudah mencapai lebih dari Rp 500 ribu.
“Rata-rata harga jual produk saya tidak mahal, sangat terjangkau. Hanya Rp 2.500,- saja. Alhamdulillah laba sudah tercukupi. Semakin malam semakin ramai, insyallah bisa bertambah dan produk saya juga sudah hampir habis. Semoga ke depan bisa terus ada kegiatan begini,”bebernya. (mir/qie)