Tingkatkan Kreasi, Puluhan Perajin Belajar Teknik Pewarnaan Batik

Slider

MAYANGAN - Keterampilan para perajin batik Kota Probolinggo terus diasah. Kali ini 20 pelaku UMKM wastra (kain tradisional) itu mengikuti Bimbingan Teknis Penguatan Daya Saing Batik Kota Probolinggo, Senin (10/6) pagi. Bimtek yang digelar oleh Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah dan Perdagangan (DKUMP) di Galeri Dekranasda ini turut dihadiri oleh Penjabat Ketua Dekranasda Kota Probolinggo Dewi Maharani Nurkholis.

Dikatakan Dewi Maharani, giat ini mendorong perajin agar mampu memproduksi karya batik dengan warna yang lebih harmonis. Sehingga bisa diterima oleh banyak peminat kain batik. “Melalui harmonisasi dan padupadan warna motif batik yang harus diperhatikan, agar hasilnya lebih soft dan menyatu, lebih disukai oleh konsumen,” terang Dewi Maharani.

Istri Penjabat Wali Kota Probolinggo Nurkholis itu pun juga berpesan kepada para pelaku UMKM batik untuk terus berinovasi dan berkreasi. Supaya batik Kota Probolinggo berkembang dan perajinnya lebih sejahtera.

“Saya berpesan kepada para pelaku UMKM khususnya pembatik untuk terus berusaha meningkatkan inovasi dan kreatifitas dalam mengembangkan batik Kota Probolinggo. Mari kita dukung upaya mewujudkan pelaku usaha Kota Probolinggo yang lebih sejahtera,” pesannya.

Pada kesempatan ini, materi bimtek adalah harmonisasi dan padupadan warna motif batik yang dibawakan oleh pemilik Batik Canting Wira dari Surabaya yakni Wirasno. Tema harmonisasi ini diwujudkan melalui teknik pewarnaan menggunakan bahan naptol dan indigosol yang dikenal berkarakter kalem dan mudah menyatu.

“Menambahkan dua ilmu pewarnaan untuk Bapak/Ibu, jadi nantinya yang remasol sudah menguasai nggih, nanti ada naptol dan ada indigosol, jadi ada 3 ilmu yang dimiliki, luar biasa,” jelas Wirasno.

Adapun peserta bimtek adalah para perajin batik terpilih yang tergolong senior. Diharapkan dari pelatihan ini, peserta dapat mengajarkan ilmunya kepada perajin batik pemula di Kota Probolinggo. Hal tersebut disampaikan oleh Kepala DKUMP Fitriawati dalam laporannya.

Sementara itu, salah satu peserta bimtek dari Kampung Batik Baremi, Anik Wijayanti mengaku ingin banyak belajar tentang teknik pewarnaan pada kain batik. Usai pelatihan, dirinya akan mencoba membuat produk baru dengan warna motif batik yang lebih muda dan soft.

“Dulu kan pakai pewarna remasol, jadi ini kan biar pewarnaannya lebih agak muda gitu. Kan kita sering pakai warna yang ngejreng-ngejreng, jadi kita diberi pelatihan pakai warna yang soft-soft,” terang pemilik batik merk Rizky Putra Batik itu.

Usai pembekalan teori, para peserta akan mengikuti workshop pewarnaan pada selembar batik yang telah disiapkan. Mereka diminta untuk mempraktekan teknik pewarnaan batik menggunakan bahan naptol dan indigosol. (dp/pin)

BAGIKAN