KANIGARAN - Wawali Mohammad Soufis Subri mengikuti Kick Off Sensus Penduduk (SP) September 2020 secara virtual di Command Center, Senin (31/8) siang. Turut menyaksikan giat itu Sekda drg. Ninik Ira Wibawati, Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Sukam, Kepala Diskominfo Aman Suryaman, Asisten Pemerintahan Paeni, Kepala BPS Kota Probolinggo Adenan dan jajarannya. Hadir pula 5 camat se- kota mengikuti melalui secara virtual.
Acara yang digelar di Jakarta itu, diikuti oleh seluruh daerah di Indonesia termasuk Kota Probolinggo. Daring Kick Off Sensus Penduduk ini mendapat apresiasi dari Presiden Republik Indonesia ke- 7 Joko Widodo. Menurut Jokowi, kesuksesan pelaksanaan Sensus Penduduk 2020 tidak dapat tercapai tanpa dukungan peran serta aktif seluruh elemen masyarakat di seluruh wilayah.
“Telah dilaksanakan sejak tanggal 15 Februari sampai dengan tanggal 29 Mei 2020, sebanyak 51,4 penduduk telah ikut berpartisipasi,” ujar Kepala BPS Republik Indonesia, Kecuk Suhariyanto dalam sambutannya.
Masih menurut Kecuk menyebutkan, partisipan 51,4 juta penduduk di dalam sensus penduduk online baru setara 19 persen dari total penduduk Indonesia, masih terdapat 81 persen penduduk Indonesia yang harus dicatat keberadaannya. Oleh karena itu, pelaksanaan sensus penduduk tahun 2020 akan dilanjutkan dengan pencatatan lapangan di bulan September 2020.
Sementara itu di waktu yang sama, Kick Off Sensus Penduduk di Jawa Timur ditandai dengan pemasangan rompi dan mengalungkan papan nama (ID card) oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa kepada 2 orang petugas sensus secara simbolis. Simbolis ini dilakukan oleh wali kota/bupati di 38 kota/kabupaten se- Provinsi Jawa Timur.
Dalam sambutannya Gubernur Jawa Timur Khofifah menyampaikan bahwa hari ini kita melakukan kick off sensus penduduk tahun 2020 secara offline. Secara online sudah dilakukan dari bulan Februari sampai Maret, karena pandemi COVID 19 ada perpanjangan sampai Mei.
Diketahui, Jawa Timur pada semester 1 tahun 2020, menurut BPS Provinsi Jawa Timur hampir sebanyak 41,9 juta jiwa telah melakukan sensus penduduk dan mengisi aplikasi secara online, ternyata masih relatif kecil. Sehingga masih terdapat 34,12 juta jiwa belum melakukan sensus penduduk.
Untuk itu, Khofifah mengimbau kepada bupati/wali kota di Jawa Timur benar-benar bisa meluangkan waktu selama satu bulan ini memverifikasi kependudukannya. “Sensus Penduduk 2020 mengajak kita mencatat Indonesia (beragam karakteristiknya). Saya mohon dengan segala hormat kepada bupati/wali kota mengkoordinasikan secara intensif selama satu bulan ini, karena hanya di bulan September, pencatatan sensus penduduk offline di Jawa Timur. Masih ada sekitar 34,12 juta warga yang harus dicatatkan supaya menjadi bagian starting point kita menyiapkan big data,” urai gubernur perempuan ini.
Sementara itu, Wawali Subri mengatakan, data penduduk merupakan data dasar untuk membuat rencana di berbagai bidang dan data hasil sensus penduduk 2020 nantinya tidak hanya bermanfaat untuk perencanaan masa kini, tetapi juga membuat proyeksinya sampai tahun 2050 mendatang.
Dengan data penduduk, pemerintah akan tahu berapa sekolah yang harus dibangun, berapa jumlah fasilitas kesehatan yang harus disediakan, berapa ton beras yang harus tersedia setiap hari dan hampir semua perencanaan pembangunan melibatkan aspek pendududuk.
Karena pandemi COVID 19, BPS Kota Probolinggo akan menerjunkan petugas sensus penduduk sebanyak 179 petugas yang akan mendatangi secara door to door ke masyarakat. Untuk itu wawali mengimbau pada masyarakat tidak perlu khawatir, karena petugas sudah menjalani rapid test dengan hasil non reaktif. Selain itu seluruh petugas juga dilengkapi dengan APD dan harus memenuhi protokol kesehatan.
“Melihat pentingnya data kependudukan dan demi suksesnya kelancaran sensus ini, maka saya perintahkan kepada seluruh ASN di lingkungan Pemerintah Kota Probolinggo untuk ikut menyukseskan sensus penduduk 2020, termasuk camat, lurah sampai RT/RW,” tegasnya.
Wawali Subri juga berpesan kepada masyarakat dan petugas sensus melaksanakan kegiatan dengan terbuka dan penuh tanggung jawab. “Saya sampaikan kepada masyarakat Kota Probolinggo, terimalah petugas sensus, jawablah dengan jujur. Untuk petugas sensus bekerjalah sesuai prosedur yang telah ditetapkan BPS sehingga tidak ada penduduk yang terlewat. Pastikan semua penduduk sudah tercatat. BPS harus membekali petugas sensus dengan atribut khusus atau identitas yang tidak dapat disalahgunakan atau dimanfaatkan orang yang tidak bertanggung jawab,” ucapnya. (dewi)
Probolinggo Vice Mayor Mohammad Soufis Subri took part in the September 2020 Population Census Kick-Off, held virtually at the Command Center, on Monday (31/8).
The event, which was held in Jakarta, was attended by all regions in Indonesia including Probolinggo city. Population Census Online Kick Off received appreciation from the 7th President of the Republic of Indonesia Joko Widodo. According to Jokowi, the successful implementation of the 2020 Population Census cannot be achieved without the support of the active participation of all social elements in all regions.
"It has been carried out from February 15 to May 29, 2020, as many as 51.4 people have participated," said the Head of BPS of the Republic of Indonesia, Kecuk Suhariyanto in his speech.
According to Kecuk, the 51.4 million population participants in the online population census were only 19 percent of the total Indonesian population, and there was still 81 percent of Indonesia's population whose existence had to be recorded. Therefore, the implementation of the 2020 population census will be followed by field recording in September 2020.
Meanwhile, at the same time, the Kick-Off for the Population Census in East Java was symbolically marked by the installation of a vest and a nameplate (ID card) by the Governor of East Java, Khofifah Indar Parawansa, to 2 census officers. This symbolic activity was carried out by the mayor/regent in 38 cities/regencies throughout East Java Province.
In her remarks, the Governor of East Java Khofifah said that today we are kicking off the 2020 offline population census. The online census has been conducted from February to March, and due to the COVID 19 pandemic, there is an extension to May.
It is known, in the first semester of 2020, in East Java, according to the BPS of East Java Province, almost 41.9 million people have conducted a population census and filled out online applications, which is still relatively small so that there are still 34.12 million people who have not conducted a population census.
For this reason, Khofifah appealed to regents/mayors in East Java to really be able to spend one month verifying his residence. "The 2020 Population Census invites us to record Indonesia (its various characteristics). I beg with all due respect to the regent/mayor to coordinate intensively during this month because only in September, the census recording of the population is offline in East Java. There are still around 34.12 million citizens who must be registered so that they become part of our starting point in preparing big data," explained this female governor.
Meanwhile, Vice Mayor Subri said population data is the basic data for making plans in various fields and data from the 2020 population census will not only be useful for current planning but also make projections until 2050.
With population data, the government will know how many schools to build, how many health facilities to provide, how many tons of rice should be available every day and almost all development planning involves the population aspect.
Due to the COVID 19 pandemic, Indonesia Statistics (BPS) of Probolinggo city will deploy 179 population census officers who will come door-to-door to the people. For this reason, the vice mayor appealed to the public not to worry, because the officers had already undergone a rapid test with non-reactive results. Besides, all officers are also equipped with PPE and must comply with health protocols.
"Seeing the importance of population data and for the success of this census, I have instructed all civil servants in the Probolinggo City Administration to participate in the success of the 2020 population census, including the sub-district head, urban village head to RT / RW," he said.
Subri also advised the community and census officers to carry out activities openly and responsibly. "I convey to the people of Probolinggo City, please accept the census officers and answer honestly. For census officers, work according to the procedure set by BPS so that no population is missed. Make sure all residents are registered. BPS must equip census officers with special attributes or identities that cannot be abused or taken advantage of by irresponsible people," he said. (alfien_tr)