PERINGATI HARI GIZI NASIONAL KE - 58, PERSAGI TANAMANKAN PENTINGNYA CEGAH ANEMIA

2019-2020

Probolinggo, 22/1/2019 - Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi) Kota Probolinggo mengadakan acara sosialisasi penanggulangan anemia pada remaja putri.

Sebanyak 400 siswi SMAN 4 Kota Probolinggo pagi (22/1) tadi, merayakan peringatan Hari Gizi Nasional ke 59.

Serangkaian acara dikemas sangat hangat dan semangat. Para siswi tidak hanya sekedar menerima materi, namun juga ada pembagian doorprize yg diberikan panitia terhadap peserta yang tampil berani untuk menjawab pertanyaan dari narasumber.

Keseruan di aula SMAN 4 tidak berhenti disitu saja, di akhir kegiatan, mereka diwajibkan untuk meminum tablet Fe untuk dikonsumsi di hadapan para guru dan tenaga kesehatan. Tablet Fe sendiri yakni Tablet Tambah Darah (TTD) mengandung 60 mg Besi Elemental dan Asam Folat 400 ug, yang telah dipersiapkan.

Ketua Panitia, Ruli menjelaskan, SMAN 4 Kota Probolinggo dipilih oleh DPC Persagi lantaran para kader UKS-nya lebih aktif, sekaligus kemarin mereka mendapatkan juara ke dua (2) Se-Jawa Timur dalam rangka Lomba UKS di tahun 2018 silam.

Ketua Persagi Kota Probolinggo, Eko Hartono menerangkan kegiatan ini merupakan salah satu bentuk kepedulian dalam menciptakan generasi sehat, cerdas dan berkualitas khususnya di Kota Probolinggo. Sesuai juga dengan tema uang di usung yakni “Gizi Baik Menuju Prestasi Gemilang”.

Puncak acara tersebut akan berakhir di tanggal 25 Januari, dengan melakukan agenda penyuluhan serentak yang akan dilakukan di seluruh Rumah Sakit dan Puskesmas di Kota Probolinggo. Dan juga akan memberikan sosialisasi melalui udara dengan menggandeng 101,7 Fm LPPL Radio Suara Kota.

Kegiatan ini sendiri bertujuan memberikan edukasi mengenai gizi seimbang dan mensosialisasikan pesan-pesan gizi kepada para remaja. Hal ini dilakukan lantaran para remaja adalah sasaran yang paling tepat, untuk memberikan pemahaman sejak dini terkait persoalan mengenai gizi seimbang.

Eko Hartono, Ketua DPC Persagi menjelaskan, upaya pemberian tablet zat besi untuk remaja putri ini dilakukan untuk meminimalisiasi perempuan usia muda mengalami anemia. Jika seorang remaja putri menderita anemia dan kemudian hamil maka akan berpotensi melahirkan bayi dengan tubuh pendek (stunting) atau berat badan lahir rendah (BBLR). Hal ini disebakan karena kurangnya supply oksigen dan makanan ke janin selama masa kehamilan.

“Para remaja ini nantinya juga akan menjadi seorang Ibu, dimana ia juga menjadi agen utama untuk memberikan gizi seimbang kepada keluarga untuk lingkup terkecil, hal yang di khawatirkan lagi ketika para remaja putri ini telah menjadi seorang Ibu jika mengalami anemia juga akan berpotensi melahirkan bayi stunting atau BBLR”, imbuhnya.

Untuk menghindari terjadinya hal tersebut Eko juga menambahkan, dengan memberikan pengetahuan serta pemahaman sejak dini, harapannya agar mereka menjadi agen penurus untuk mengurangi masalah terkait kurangnya gizi seimbang terlebih di lingkungan terkecil yakni keluarga, seperti stunting. (dev)

BAGIKAN