PERTAHANKAN KLA, KOTA PROBOLINGGO NAIK PERINGKAT MADYA

2019-2020

MAKASAR – Komitmen Pemkot Probolinggo memberikan pemenuhan hak anak kembali diapresiasi. Pemkot setempat diganjar Kota Layak Anak (KLA). Jika sebelumnya berpredikat KLA Pratama, kini naik jadi tingkat Madya.

Penghargaan itu diterima Wali Kota Hadi Zainal Abidin dari Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Yohana Yembise, Selasa (23/7) malam, di Four Points Makassar.

Penghargaan yang diberikan guna mendorong pemerintah daerah memenuhi kebutuhan anak Indonesia ini diserahkan tepat saat peringatan Hari Anak Nasional (HAN) tahun 2019. Tujuan utama dari KLA adalah untuk mengintegrasikan seluruh sumber daya pemerintah bekerjasama dengan masyarakat, media dan dunia usaha dalam kebijakan program, pemenuhan dan perlindungan hak anak.

Dari hasil penilaian, Kota Probolinggo mendapatkan poin 600 dan berhak naik satu tingkat ke KLA Madya. Pasalnya, kenaikan signifikan ini terutama pada komitmen kepala daerah. Dalam hal ini pemerintah didukung oleh masyarakat, dunia usaha dan media dalam mendukung dan melaksanakan kebijakan program dan kegiatan bagi pemenuhan hak anak.

“Alhamdulillah, ada peningkatan dari Pratama ke Madya. Tentunya, saya selaku kepala daerah mengucapkan banyak terima kasih atas kerjasama semua pihak sehingga kita dapat mempertahankan Kota Probolinggo sebagai Kota Layak Anak,” kata Wali Kota Hadi Zainal Abidin.

Habib Hadi –sapaan akrabnya- menambahkan, penghargaan ini akan menjadi pemicu bagi Pemerintah Kota Probolinggo untuk semakin menciptakan iklim kota yang syarat akan pemenuhan hak anak.

“Karena anak adalah aset generasi bangsa. Mereka adalah masa depan negara. Sudah menjadi kewajiban pemerintah untuk terus berbenah lebih baik lagi untuk menjadi Kota Layak Anak yang diharapkan oleh semua,” imbuhnya.

Untuk mewujudkan Kota Layak Anak, Pemerintah Kota Probolinggo sudah memiliki produk hukum. Antara lain perda nomor 10 tahun 2018 tentang perlindungan perempuan dan anak, serta perda KLA yang masih masuk prolegda (program legislasi daerah) 2019.

Sementara itu, Kabid Perlindungan Perempuan dan Anak pada DP3AKB, Lucia Aries Yulianti menjelaskan, naiknya peringkat KLA dari Pratama ke Madya karena adanya beberapa pemenang kampung tematik yang mulai ramah anak yang sangat diapresiasi oleh tim penilai KLA.

Namun, ada beberapa yang harus di-push, lanjut Lusi panggilan akrabnya-. Antara lain masih ada beberapa ruang bermain belum ramah anak; ada Kawasan Tanpa Rokok (KTR) dan Kawasan Terbatas Merokok (KTM) tapi implementasinya masih belum tajam.

“Masih didapat beberapa iklan rokok juga. Dan, kami belum mempunyai pusat pembelajaran keluarga. Ini yang harus kita perbaiki ke depannya bersama seluruh stakeholder yang ada,” bebernya.

Pasalnya, tantangan terbesar mempertahankan Kota Layak Anak adalah merubah pola pikir semua stakeholder dalam pemenuhan hak anak. “Serta mempertahankan komitmen, kerjasama dan koordinasi semua pihak. Kami bersyukur bisa mempertahankan penghargaan ini, meskipun target kami awalnya adalah Nindya (satu peringkat di atas Madya),” ungkap ASN jebolan STPDN ini. (famydecta/humas)

BAGIKAN