Jelang Nataru, Tim Operasi Pasar Sidak Harga Kebutuhan Pokok

2021

PROBOLINGGO - Jelang Natal 2021 dan Tahun Baru 2022 (Nataru), tim operasi pasar Kota Probolinggo yang terbagi dalam 3 (tiga) tim melakukan sidak harga kebutuhan pokok yang cenderung mengalami kenaikan. Tim 1 (satu) yang dikomandoi DKUPP Kota Probolinggo dengan menggandeng perangkat daerah lainnya yakni DPKPP, Dinas Kesehatan P2KB, Dinas Kominfo, Bagian Perekonomian, Satpol PP, UPT Pasar dan Bulog Sub Divre VIII Probolinggo, menyasar Pasar Wonoasih dan distributor ayam potong di kawasan Kedopok dan Wonoasih, Senin (20/12).

Dalam pemantauan di pasar tradisional ini, tim menemukan kenaikan harga di sayur mayor seperti cabai, telur dan ayam potong. Pedagang sayur mayur menjelaskan harga cabai merah berkisar Rp 75 ribu sampai Rp 80 ribu per kilogram. Sedangkan cabai rawit berkisar Rp 34 ribu per kilogram. “Bawang merah di harga sekitar Rp 21 ribu sampai 22 ribu, yang diikat dan protholan juga sama harganya. Bawang putih juga harganya segitu,” ujar Anom salah seorang pedagang di Pasar Wonoasih.

Winda, pemilik toko sembako Hj. Ali mengatakan harga beras jenis IR-64 Rp 9.500/kilo. Kemudian gula pasir lokal di harga Rp 11.500/kilo dan minyak goreng curah yang sudah 2 sampai 3 harian ini mengalami kenaikan di harga Rp 18.500/kilo.

Sementara itu, pedagang lainnya juga mengeluhkan sepinya pembeli lantaran harga daging sapi yang naik di kisaran Rp 110 ribu. “Tiga hari saya baru bisa menghabiskan jualan daging ini,”ujar Imah. Demikian juga dengan harga daging ayam potong yang merangkak naik sejak seminggu lalu di kisaran Rp 35 ribu sampai 36 ribu per kilonya serta daging ayam kampung di harga Rp 60 ribu per kilonya.

Di distributor ayam potong di kawasan Kedopok, UD Haikal mampu menjual 2-2,5 ton ayam potong per hari dengan harga eceran Rp 23.200. Sedangkan di distributor UD Probo Sakti kelurahan Sumber Taman, per harinya mampu menjual 10-15 ton ayam potong dengan harga Rp 23.500 sampai Rp 24.000.

Hal serupa juga terjadi di distributor telur ayam ras yang berada di wilayah kelurahan Jrebeng Wetan. Kafi Effendi selaku pemilik menjelaskan harga telur cenderung fluktuatif, sekitar Rp 25 ribu.

Di tempat terakhir distributor beras UD AKAS, tim operasi pasar bertemu dengan Didid selaku pemilik. Ia menjelaskan ada 10 jenis merek beras yang dijual meliputi Tinta Rp 9.400/kilo, Labila Rp 9.600/kilo, Kelinci Rp 9.200/kilo, Kepompong Rp 10.000/kilo, Cabaret Rp 10.600/kilo, Bola Emas Rp 11.100/kilo, Sawi Rp 7.900/kilo, Stroberi Rp 7.700/kilo, Mangga Rp 7.500/kilo dan Cendrawasih Rp 8.800/kilo. “Paling laku di 3 merek, tinta, kepompong dan cabaret. Memang cenderung naik harganya.,”jelasnya.

Saiful Sarifudin, Kasi Perdagangan Luar Negeri DKUPP Kota Probolinggo menjelaskan perkembangan harga menjelang Nataru dan adanya kegiatan di masyarakat cenderung mengalami kenaikan.

“Kondisi di Pasar Wonoasih khususnya pada beras mengalami kenaikan di tiap minggu dan lumayan banyak. Salah satu merk beras, harga biasanya di Rp 215.000/sak menjadi Rp 232.000/sak. Sedangkan harga komoditi lainnya ada sebagian yang mengalami penurunan, ada yang stabil dan sebagian juga naik. Sedangkan komoditi bawang merah dan bawang putih kalau akan ditimbun, jelas memiliki resiko susut yang besar sehingga kecil kemungkinan akan ditimbun,”bebernya.

Kondisi harga yang fluktuatif, lanjutnya cenderung dipengaruhi oleh iklim dan masa panen. Sehingga untuk komoditi tertentu bisa dipastikan pasokan dari daerah lainnya akan masuk ke Kota Probolinggo. “Masyarakat tidak perlu panik, belilah barang sesuai dengan kebutuhan. Tidak perlu khawatir hingga menimbun. Karena ketersediaan stok masih mencukupi,”pesannya.

Senada dengan itu, Huda dari Bulog Sub Divre VIII Probolinggo mengatakan harga beras di akhir bulan Desember khususnya menjelang Nataru bergejolak naik. “Informasi yang kita dapatkan dari mitra kami di penggilingan beras, harga beras dipasaran yang sudah diolah memang sudah mahal. Harga gabah pun saat ini juga sudah mahal, sehingga tidak bisa dipungkiri harga beras mengalami pelonjakan signifikan,”ujarnya.

Huda juga menjelaskan Bulog Sub Divre VII Probolinggo membawahi 2 kabupaten dan 1 kota yaitu Kabupaten Probolinggo dan Kabupaten Lumajang serta Kota Probolinggo, dengan stok ketersediaan untuk 3 wilayah tersebut sekitar 10.000 ton beras.

“Stok tersebut aman untuk mencukupi kebutuhan warga di 3 wilayah tersebut. sehingga masyarakat tidak perlu panic buying atau menimbun barang karena akan merugikan masyarakat secara umum,”jelasnya.

Sementara itu, dari hasil pemantauan tim 2 yang menyasar Ruko Panglima Sudirman, dari 6 distributor beras mulai harga Rp 8.000 – Rp 11.000 per kg, stok berkisar 20 – 27 ton/hari. 4 distributor gula dalam negeri Rp 11.000 – 12.000, stok rata-rata 5 ton/hari. 3 distributor minyak goreng curah harga Rp 17.500 – Rp 18.000 per kg,  stok 900 - 1.000 kg/hari.  5 distributor tepung terigu segitiga biru harga Rp 8.700 – Rp 9.000/kg, stok rata-rata 8,5 ton/hari. Dan 2 distributor telur ayam ras harga Rp 25.000 – Rp 26.000 per kg, stok rata-rata 1,5 ton/hari.

Bergerak menuju Pasar Ketapang, harga daging ayam broiler Rp 36.000, stok 100 kilogram. Daging ayam kampung Rp 65.000, stok 7 sampai 10 ekor. Harga daging sapi murni Rp 105.000 per kg, stok 20 kg. harga telur ayam ras Rp 25.000 per kg, stok 5 peti. Harga cabe merah besar Rp 23.000 per kg, stok 10 hingga 15 kg. Harga cabe rawit  Rp 80.000 per kg, stok 10 hingga 15 kg.

Harga tomat Rp 6.000 per kg, stok 30 kg. Harga bawang merah Rp 20.000 per kg, stok 10 kg. Harga bawang putih Rp 22.000 per kg, stok 40 kg. Harga minyak goreng curah Rp 18.500 – Rp 19.000 per kg, stok 1 drim. Harga gula pasir dalam negeri Rp 11.500 – Rp 12.000 per kg, stok 10 sak. Harga tepung terigu Rp 7.000 per kg, stok 5 sak. Harga beras IR 64 Rp 9.500 – Rp 10.500, stok 10 sak.

Menurut Asekbang Setyorini Sayekti, kegiatan sidak ini ini sejalan dengan arahan Menteri Perdagangan terkait fungsi TPID untuk memantau harga sembako di pasaran. “Jadi Mendag mengharapkan bahwa TPID yang ada dimasing masing daerah ini melakukan upaya-upaya bagaimana untuk dapat memantau stabilitas harga yang ada di pasaran,” terang Rini sapaan akrabnya. Di kesempatan ini, dirinya diamanahi untuk mengomandoi tim 3 dengan lokasi sidak diantaranya di Pasar Baru, distributor sembako di wilayah pasar Gotong Royong, toko modern Sinar Terang dan agen ayam potong broiler di Mayangan.

Didampingi oleh Kabag Perekonomian Heri Astuti dan perwakilan dari OPD terkait, Rini bergerak ke lokasi pertama di Pasar Baru. Disana, tim mencari informasi beberapa harga bahan pokok, diantaranya daging ayam potong, daging sapi, cabai, bawang merah, beras, minyak goreng dan telur ayam negeri.

Salah satunya di bedak daging sapi milik Dewi yang diketahui perhari mampu menjual 100 kg daging sapi ini, mengungkapkan bahwa di momen akhir tahun ini kondisi pasar relatif aman tidak ada lonjakan harga. “Tidak ada kendala ibu, harga daging biasa, kalau untuk baksoan, kita rata-rata Rp 105.000, harga ngulaknya Rp 100.000, saya ambil dari jagal sapi,” ungkap Dewi. 

Bergeser ke agen telur ayam negeri di Jalan Irama, pemilik toko mengungkapkan bahwa harga telur memang cenderung fluktuatif. “Kalau telur ini dari dulu memang tidak pernah stabil, naik turun, naik turun terus dari awal jualan, persediaan kita tetap masih ada, aman” jelasnya kepada anggota TPID. Toko milik Ida ini mendapatkan suplai telur dari Malang dengan frekuensi penjualan 1 ton per hari, untuk saat ini dirinya menjual dengan harga Rp 25.000/kg.

Untuk komoditas beras, dilakukan perbandingan harga di berbagai tempat, diantaranya di Toko Murni, Toko Sedulur Jaya, Toko Sinar Mas, Toko modern Sinar Terang. Menurut Rini,  harga beras di level medium cenderung naik.

“Justru beras yang medium yang naik dan ini tadi indikasinya ketika kami berdiskusi dengan penjualnya bahwa ini karena dipengaruhi oleh musim panen, sekarang belum ada panen, sehingga harga-harga beras medium ini cukup naik signifikan, seperti itu,” katanya. Kemudian untuk minyak goreng, Rini menjelaskan, secara nasional harganya juga masih relatif tinggi. “Minyak goreng ada yang curah ada yang kemasan ya, kalau sekarang memang posisi di Indonesia untuk harga minyak goreng ini kan sedang istilahnya naik ya di level daripada momen yang sebelumnya,” imbuhnya.

Tujuan terakhir adalah agen ayam potong broiler di wilayah Mayangan milik Totok. Dijelaskan, untuk harga ayam potong masih stabil, saat ini dirinya menjual dengan harga  Rp 23.300/kg adapun untuk kondisi bersih menjadi Rp 23.500/kg.

Di sela-sela kegiatan survey harga bahan pokok, TPID juga terus mengingatkan protokol kesehatan ke pemilik kios dan bedak, utamanya untuk disiplin menggunakan masker  serta turut mensosialisasikan mengenai fasilitas tera ulang timbangan milik pedagang di kantor DKUPP setempat. (miranti-dewi-dewa)

BAGIKAN