Pelita Si Abah Masuk Finalis Top 99 Inovasi Pelayanan Publik

KANIGARAN – Melalui Pelita Si Abah (Pemanfaatan Limbah Tahu sebagai Alternatif Bahan Bakar Murah dan Ramah Lingkungan), Pemerintah Kota Probolinggo berhasil masuk dalam Finalis Top 99 Inovasi Pelayanan Publik yang digelar Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan-RB).

Dalam surat pengumuman nomor B/112/PP.00.05/2021 dari Kemenpan–RB tertanggal 16 Juni 2021, Pelita Si Abah menduduki posisi ke 94 pada kelompok umum yang terdiri dari kementerian, lembaga, provinsi dan pemerintah daerah.

Kabar ini pun dibenarkan oleh Kabag Organisasi Prijo Djatmiko. “Di dalam kompetisi inovasi pelayanan publik, Pemerintah Kota Probolinggo masuk Top 99 dari 1.458 proposal yang mendaftar dengan berbagai kelompok (kategori). Setelah dievaluasi oleh tim, Pelita Si Abah masuk di dalamnya,” ujar Prijo.

Menurutnya, untuk mengikuti kompetisi inovasi pelayanan publik ini pihaknya mengirimkan tiga inovasi. Yaitu Si Inol Aja, Tabung Beras dan Pelita Si Abah. “Pelita Si Abah ini sudah pernah menjadi juara pada tahun 2018 lalu. Tahun 2021 kami masukan lagi karena syarat mengikuti kompetisi ini, inovasi sudah dilaksanakan minimal dua tahun. Tim menilai perkembangan inovasi dan implementasinya seperti apa,” jelasnya.

Sementara itu, Wali Kota Habib Hadi Zainal Abidin berharap, dengan masuknya Pelita Si Abah dalam Top 99 bisa memberikan inspirasi kepada Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Kota Probolinggo.

“Alhamdulillah. Semoga ini bisa menjadi motivasi pemkot untuk memberikan pelayanan terbaik, yang manfaatnya dapat terus dirasakan oleh masyarakat. Ke depan Perangkat Daerah teruslah berinovasi, memunculkan kreatifitas sehingga dapat memberikan pelayanan publik di Kota Probolinggo secara optimal,” tutur Habib Hadi.

Apa itu Pelita Si Abah?

Pelita Si Abah merupakan inovasi dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) yang memanfaatkan limbah tahu di pabrik yang ada di Kota Probolinggo. Pembangunan biogas limbah tahu yang awalnya hanya di satu pabrik, kini sudah berkembang ketiga pabrik.

Program ini dibuat pada tahun 2015 di pabrik tahu Proma, di Kelurahan Kedungasem. Pada waktu pemanfaat bahan bakar limbah tahu masih 25 rumah tangga, namun saat ini meningkat menjadi 46 rumah tangga.

Kemudian direplikasi ke pabrik tahu Sumber Baru di Kelurahan Jrebeng Kidul, dengan pemanfaatnya ada 47 rumah. Ditambah 47 KK di kawasan Pabrik Tahu Asri di Kelurahan Jrebeng Kidul.               

Di tahun 2017 kemudian diterbitkan Perwali Kota Probolinggo nomor 75 tahun 2017 tentang Replikasi Pemanfaatan Limbah Tahu sebagai alternatif bahan bakar murah dan ramah lingkungan di Kota Probolinggo. Rencananya, replikasi pemanfaatan limbah ini bakal dilaksanakan di semua pabrik tahu yang ada di kota ini.

Alhamdulillah bahwa Pelita Si Abah ini berturut-turut masuk dalam Top 99 inovasi daerah. Sekarang masuk kembali, ini patut disyukuri. Dengan prestasi ini harus ada upaya lebih keras, dalam arti Pelita Si Abah program pemanfaatan limbah tahu bermanfaat untuk masyarakat. Pelita Si Abah ini juga banyak mendapat bantuan dan pendampingan dari BPPT,” tutur Kepala DLH Rachmadeta Antariksa, saat dihubungi Kamis (17/6), malam.

Deta-panggilannya, menuturkan pihaknya selama ini berkoordinasi baik dengan BPPT. Bahkan sebelum COVID 19 bekerjasama dengan BPPT, DLH akan menyiapkan limbah komunal untuk diolah dengan teknologi sehingga bisa bermanfaat untuk masyarakat. Namun karena terhambat COVID 19 maka program ini ditangguhkan oleh BPPT.

“Harapannya masyarakat di sekitar penempatan limbah (tahu) ini mampu mendapatkan manfaatnya. Dengan teknologi, limbah bukan menjadi sampah yang terbuang begitu saja. Tapi limbah bisa jadi bermanfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar karena lebih irit tidak pakai elpiji,” tutur Deta. (famydecta)

BAGIKAN