MAYANGAN – Sejumlah pejabat publik di Kota Probolinggo sudah disuntik vaksin, pada pencanangan vaksinasi Covid 19 (C19) Kota Probolinggo, Senin (1/2) di Ruang Edelweis RSUD dr Mohamad Saleh. Namun sayangnya Wali Kota Habib Hadi Zainal Abidin urung divaksin lantaran tekanan darah yang tinggi.
Setibanya di ruangan yang berada di lantai dua itu, wali kota bersama sejumlah pejabat mengantre di tempat duduk yang telah disediakan. Wali kota menjadi orang pertama yang menuju meja 1 pendaftaran dan verifikasi data. Selanjutnya ke meja 2 skrining untuk melihat kondisi kesehatan, mengidentifikasi kondisi penyerta (komorbid) serta melakukan pemeriksaan fisik sederhana seperti suhu tubuh dan tekanan darah.
Nah, saat di meja dua inilah baru diketahui kondisi tekanan darah yang tinggi. “Iya ini saya tadi mau vaksin, di tensi barusan saya juga kaget. Ini kok 177 per 90, denyut nadi 101. Katanya kalau hasilnya tinggi seperti ini mungkin ditunda. Tapi coba saya tanya dulu ke tim kesehatan,” ujar Wali Kota Habib Hadi keheranan dengan hasil tensinya sendiri.
Karena gagal di meja dua, Wali Kota Habib Hadi tidak melanjutkan vaksinasi di meja 3 dan meja 4 untuk pencatatan lalu pemberian kartu vaksinasi serta observasi selama 30 menit.
Plt Direktur RSUD dr Mohamad Saleh dr Abraar HS Kuddah menjelaskan, menurut hasil skrining wali kota belum bisa divaksin. “Nanti ditunda dulu supaya tensinya bisa terkontrol dan sehingga bisa diikutkan pada program kedua. Karena sesuai juknis vaksinasi maksimal tekanan darah 140 per 80,” jelasnya.
dr Abraar menambahkan, vaksin ini ada efek samping seperti demam ringan, ruam merah, bengkak ringan dan nyeri di tempat suntikan setelah imunisasi adalah reaksi normal yang akan menghilang dalam 2-3 hari. Kejadian ikutan pasca imunisasi yang serius jarang terjadi.
“Walaupun sinovac ini paling rendah, tapi dalam skrining ada beberapa kriteria harus di exclude seperti tekanan darah tinggi, riwayat penyakit jantung, dalam waktu dekat diberi vaksin. Saya pun tidak boleh divaksin karena masuk kategori penyintas. Kalau ditanya kapan nanti Pak Wali disuntik vaksin, menunggu sampai ada yang diujicobakan pada tensi di atas 150,” ungkap dokter spesialis bedah ini.
Diketahui, tidak semua pejabat publik Kota Probolinggo yang dapat divaksin siang itu. Mereka yang akhirnya disuntik adalah Dandim 0820 Letkol Inf Imam Wibowo, Ketua DPRD Abdul Mujib, Kajari Yeni Puspita, Ketua MUI Nizar Iryad, Ketua PCNU Samsur, Pendeta Patria Yusak. Vaksin disuntikkan oleh dr Ketut Ari, spesialis penyakit dalam yang punya sertifikasi sebagai vaksinator.
Sedangkan mereka yang mengalami penundaan karena tekanan darah yang tinggi adalah Wali Kota Habib Hadi, Sekda drg Ninik Ira Wibawati, Ketua Pengadilan Negeri Darwanto, Kapolresta AKBP RM Jauhari, Ketua PD Muhammadiyah Masfuk. Wakapolresta Kompol Teguh tidak bisa divaksin sebab punya riwayat penyakit jantung.
“Saya kepingin vaksin tapi tekanan darah saya kok tinggi. Sebenarnya kapan hari sudah periksa dan memang tinggi. Terus terang saya sudah minum obat. Saya kepingin cepet-cepet divaksin,” keluh Sekda Ninik yang sempat ditensi untuk kedua kalinya tetapi tetap tekanan darah tetap tinggi di 148/100.
Sementara itu, Dandim Letkol Inf Imam Wibowo menegaskan saat disuntik rasanya biasa saja. Baginya yang pernah mendapat vaksin lain justru lebih sakit dari pada vaksin C19.
“Semoga vaksin membawa berkah dan Indonesia sehat. Yang mendapat undangan jangan ragu vaksin sehat, aman dan halal. Kami mengimbau masyarakat tetap menjaga protokol kesehatan. Insyaalah kita akan sehat, Indonesia sehat,” tegas dandim. (famydecta)
BAGIKAN